Tidak semua kejadian dan perasaan bisa diucapkan. That's why we need to write..

Monday, May 26, 2014

Diary



May 26th 2014 10.56

Dear diary,
Serakahkah saya banyak meminta pada Allah ku? Sombongkah saya meminta sesuatu yang sempurna ada ini dan itu?
Saya merasa begitu kehilangan orang yang saya sayang, kami sesama muslim, kami diajarkan banyak hal baik. Saya kehilangan orang yang sepenuhnya saya percaya akan membuat hidup saya lebih baik dan menenangkan saya dengan semampunya. Ratusan halangan kami lalui, saya dia, kami berjuang demi niatan baik kami untuk menyempurnakan ibadah kami, yaitu berijab qobul dihadapan wali dan para saksi. Namun tak genap dua tahun, kami karam. Sebentar memang, tapi kami tenggelam… dan berusaha saling menyelamatkan.
Cobaan mana yang manusia tidak bisa lalui atas ijin-Nya?Allah akan selamatkan kami dari keburukan dan keletihan apaun. Jalan yang kami lewati semua atas kuasa-Nya, kami berjalan, saling mendoakan, saya yang butuh untuk disemangati lebih karena sepertinya berat keburukan ini hingga saya seolah karam begitu jauh ke dalam.
Segalanya akan mungkin terjadi, setelah ini kami percaya kami akan mendapat yang terbaik. Kami tidak bisa bersama. لا حول ولا قوة إلا بالله

Dongeng Tidur



Assalamualaikuum..

May 20th 2014
Walking with two friends on the prairie, the land which is going to be built the real estate, I don’t know, somewhere. Yellowing weeds grow tall almost beat our high, we could see in the corners they are tall buildings that just looks small and faint, the buildings shape is beautiful, shinny reflection of the glass. Only three of us playing.
We were surprised when we heard loud roar, dust blocking our seeing so hard to find out what happened. From a distance we saw a monster, is that exactly a monster? How big is him? Our seeing is obstructed by dust. Monster approaching us, oh scaly skin with hands so large as hard rock ready to hit anything. Me and my friends ran as far as possible, there is no place to take cover us, weeds could not cover our existence. Monster increasingly targeting us may be because we were the one who might look. Monster continued to roar as angry, hungry, obsess, not whimper. The only place we headed was building which so far there. We were not tired of running, we save our souls. Nothing beats our power of the time we ran for saving, the sun, dust we don’t care. Me and my friends still running, we were running out of breath, I feel the tightness tired run, we expect the building approaching us to secure (anything possible in dreams). Monster continues to roar, his voice getting louder, horror. I would not turn round to see him, I do not imagine that, monster’s punch got close to us.
The building in front of us, oh my God, a lot of people there, we really safe there, but none of them are moving to help us or frightened by the monsters that resemble high ran behind us. But when I look behind, there seems strange, no monster, but there sweet man ran behind us, I see him soaks sweat was beading his blue collar and sleeves’ t-shirt, I was stunned, the monster might turn.
"He's afraid of tall buildings" … "He's afraid of tall buildings will move and hit him" ... voices of the people.
"The building only stand, It could not move, if the building hit you it will be destroyed, do not be afraid" I feel like want to talk to him.
 He was still running towards us, closer, I could see scared and tired lines of his face. Suddenly he was in front of me, trying to strangle me. Is he hungry? While trying to prevent his strangle hold, we are automatically in the building and I take him to the elevator on purpose. He was crying in fear, he is afraid of tall building and going crazy when he entering the elevator. I deliberately took him to the elevator for making him to not afraid of buildings that he thought his enemies. I hold and hug him, crying louder when the elevator starts to lift us up.
While elevator lift us up, he stop crying, he saw my face and smiled without saying anything, that smile may represent a sense of gratitude that can’t be spoken. Why did I thing he is scary, why did I thing he would kill me… The elevator doors opened, he led me out and took my hand, he ask me to walk around the build. The face of happiness that I could not forget.
"it's my building J" he said. It is wonderful feeling at the time, I survived and he survived by trying. There is no fear.

Mimpi semalam bukanlah mimpi buruk, ini seperti dongeng indah untuk saya pikirkan betapa indahnya berusaha melawan ketakutan. Monster besar yang takut akan gedung tinggi, manusia biasa yang takut akan ketakutan yang dia buat sendiri.

Wassalamualaikum

Sunday, November 21, 2010

sekarang: in to you

Early in the morning I was still in
bed
You call me just in time when the
sunlight comes
You said "How was your sleep? I
didn't do too well. Would you be a
friend and take a walk with me?"

Early in the morning I was still in
bed
We've talked about an hour till my
ear turns red
You said "It's getting late, I'm
gonna have to go. I'll be getting
ready so how 'bout that walk?"

Early in the morning I was still in bed
The thought of you remains the
biggest mystery
I was left unsure of all this thing would go
I guess I'll think about it when I walk with you

sadur: a.sofyan


tiga stanza untuk mewakili banyak kemarin dan sedikit sekarang

gudnite,world.

Friday, October 22, 2010

sampah (layak baca atau tidak)

Karena ini hari Jumat dan banyak yang bilang kalau ini hari baik,saya mau ajak teman-teman semua nengok samapah,kenapa sampah?karena kalau nengok pocong jadinya serem.

Dear teman-teman,tau ga kalau ga nyampah itu keren? Coba lihat cewe yang merelakan lima langkah kakinya buat masukin botol bekas air mineral ke bak sampah, dan cowo yang hobi nyapu-nyapu halaman rumah, mereka adalah contoh makhluk Tuhan yang seksi dan keren, lebih dari yang Mulan Jameela bilang. Sekalipun bukan hidung atau mata yang keren, at least kesadaran mereka perlu diperhitungkan sebagai indikasi manusia pilihan,unyuuuu...

Simpen sampah di saku, bukan semua sampah juga, sampah kita sendiri aja yang sekiranya bisa kita amankan ketika ga ada bak sampah. Itu juga kebiasaan baik, tapi jangan lupa dibuang kalau bak sampah tampak. I usually do it, sampah permen, coklat, snack semua masuk saku, baik kan? Tapi mendadak saya amsyong ketika disemutin karena lupa sama nasib si sampah yang sudah berjam-jam bahkan berhari-hari ga kebuang, malah kadang sampai ikut kecuci -__- ga tau yang ini kebiasaan baik atau buruk.

Setelah kita mau buang sampah pada tempatnya, ajak yang lain juga. Ada dua cara untuk itu, pertama.. "Buang sampah disana ya,biar tempatnya enak dilihat:-)". Cara kedua adalah "Hoe,nyampah sembarangan!!tempat sampah disana!!!" ahahaha, terserah mau pake mana, keduanya bagus. Ajak teman sebanyak-banyaknya buat sadar sampah, pake kata-kata yang masuk akal (ga perlu sopan,lah..).

Ga perlu nunggu perebutan adipura, ga perlu nunggu patroli polisi, dan ga perlu nunggu dihujanin sampah buat keep clean. Kalau kalian bisa, trust me, kalian beneran keren 8-)
Wake up in the morning,flow ur breath,mirroring,then say "yang di kaca itu keren.."

Wednesday, September 22, 2010

september ini



serene morning...
quite nice morning...
semenjak usia belum disadari, kita selalu punya harapan yang tidak ada putus-putusnya di elu-elukan. Kita berharap, entah itu pada Tuhan, orang lain, atau diri kita sendiri. Memuji dan memohon pamrih dari semua kebaikan yang kita lakukan, kita boleh minta itu semua itu pada Tuhan, karena memang Beliau punya.

stilly morning...
quite sober morning...
saya punya diary butut yang diisi sejak enam tahun lalu, 1 April 2005 pukul 17.20 adalah tanggal pertama buku tebal itu diisi. Sejak saat itu, saya tulis apa saja termasuk harapan-harapan (yang tidak ada putusnya) setiap tanggal 22 september.
2005
2006
2007
2008
2009
dan sekarang,
Baru aja saya baca sambil tiduran dan smsan *halo nyed!*, ahh tidak ada nilai dari semua tulisan-tulisan random saya di diary kalau saya hanya terus-terusan menulis tanpa ada betterment. We realize, harapan ada untuk sesuatu yang lebih baik. Continuously yang saya tulis disana adalah harapan, permohonan. Ternyata tidak ada habisnya saya minta-minta, harus senyum atau kerut dahi? :)

restful morning...
quite tranquil morning...
saya ga tau harus berdoa gimana dan meminta apa malam ini, mungkin cukup dengan kata hamdalah, akan saya ulang. Bersyukur itu sesuatu yang sering dilupakan ya, teman? Kita hidup sudah lama, Tuhan ga cuma ngasi hal yang kita sadar dan tau, balasan untuk Beliau yang paling sederhana adalah bersyukur.
Yuk bareng-bareng,
 Alhamdulillah...
*i like it, good job!* hehehehh

masih dengan settled morning...
quite placid morning...

http://www.facebook.com/notes.php?id=1419442066&notes_tab=app_2347471856


itu wishes yang paling berat menurut saya, sampai sekarang belum jelas gimana saya tanggung jawab sama tulisan sendiri. God, There I go, shuffling from the world, my dribble fresh upon a Bible.

Thursday, September 9, 2010

*gangerti*

dear,ada yang mau kutulis.. Mungkin disini salah tempat,bukan mungkin lagi tapi memang iya..
Tanpa warna
tanpa nada
tanpa gaya dan
tanpa terbaca
:o
abis dipost mungkin langsung kudelete
*gangerti*

Friday, August 13, 2010

Bromo Sudah

Bromo yea bromo, sabtu 26 juni 2010… Sebelum ngepost ini, saya gugling dulu biar ga kaliat bego heheheheh, beneran ga ngeh jalan dan nama-nama gunung yang saya lewati saat menuju kawah. Nah jadi, bromo itu ternyata: “Menurut sejarah terbentuknya Gunung Bromo dan lautan pasir berawal dari dua gunung yang saling berimpitan satu sama lain. Gunung Tengger (4.000 m dpl) yang merupakan gunung terbesar dan tertinggi pada waktu itu. Kemudian terjadi letusan kecil, materi vulkanik terlempar ke tenggara sehingga membentuk lembah besar dan dalam sampai ke desa sapi kerep. Letusan dahsyat kemudian menciptakan kaldera dengan diameter lebih dari delapan kilometer. Karena dalamnya kaldera, materi vulkanik letusan lanjutan tertumpuk di dalam dan sekarang menjadi lautan pasir dan di duga dulu kala pernah terisi oleh air dan kemudian aktivitas lanjutan adalah munculnya lorong magma ditengah kaldera sehingga muncul gunung - gunung baru antara lain Lautan pasir, Gunung Widodaren, Gunung watangan, Gunung Kursi, Gunung Batok dan Gunung Bromo.”

Mohon bantu saya menyimpulkan mengapa bias ada kompleks pegunungan di sana o_O
Berangkat dari Surabaya bersama para guru pukul 8.30. Semua diminta berkumpul pukul tujuh wib. Sialnya saya, kesiangan. Baju yang akan dipakai pun belum disetrika, parahnya lagi saya ga punya setrika di kos. *mohon dilupakan.

Perjalanan penuh dengan rasa penasaran ditempuh sekitar tiga jam. Jalan meliuk-meliuk, saya sudah ga sadar alias tidur sebelum masuk kawasan Porong. Sempat hampir njungkel pas bis/bas/bus di rem mendadak, dan sempat mau nggoling miring pas tikungan ga tau aturan. Saya mending tidur daripada harus ngrasain pusing sepanjang jalan :p. Bus sampai di Sukapura, horeeeeee pilih kamar pilih kamar hahahahaha. Langsung mandi, lunch, dannnn sleeping lagi nyokk…

Sriwing sriwing, ternyata dingin, kata bapak-bapak penduduk sana, bulan ini memang hampir puncak musim dingin, ewww. Sedia sarung sebelum hipotermia, saya sudah siapin sarung, trining tebal, jaket bludru, kaos tebel, kaos kaki HiQua –eh ga dink-, terlupa adalah sarung tangan dan masker, beler deh. Evening party, after diner semua pada ngumpul di main room, ah saya sudah su’udzon “pasti ni rapat, pasti ni ngebetein” astaghfirulah… padahal disana kita mau karaoke, Alhamdulillah… kekekek maaf kalo suara saya kemaren bikin teh eh ati panas. Ga cukup teriak-teriak pas lagi karaoke, balik ke kamar masing-masing saya dan teman-teman juga sempat nyanyi-nyanyi keras, ..”baby baby baby oooooh like…baby baby baby noooo like…”


Pagi pagi pagi buta buta buta.. jam tiga pagi hardtop sudah siap nganter saya dan rombongan ke ‘p’ananjakan –saya kira itu cuma istilah-, pananjakan adalah nama gunung yang katanya adalah gunung tertinggi di kawasan Tengger, jadi sekarang saya nulisnya ‘P’ananjakan. Dingin…saya dapat pinjaman masker. Paginya masih buta, tapi sudah banyak orang dan kendaraan lalu lalang sepanjang jalan, asli rame banget jalannya, banyak yang pake hardtop, mobil pribadi, jalan kaki, sepeda motor –matic- juga ada. Lewat lautan pasir, tapi masih gelap dan tak begitu bisa dinikmati.

Sampai Pananjakan, masih harus jalan kaki, jalan yang sudah sempit itu hampir kebuntu sama mas-mas dan mba-mba ojek, ohh my… saya on foot aja biar sehat, permisi mas mba.. Menuju puncaknya ternyata lumayan jauh, makin dingin. Sarung yang tadinya cuma saya kalungin leher sudah tak buka buat buntel badan. Totally cold, hidung makin parah belernya. Sampai di puncak, wheeeee banyak banget orangnya, laki perempuan besar kecil tinggi pendek cakep jelek normal autis kriwel ikal kurus gendut cepak gondrong putih hitam, yang rata-rata bawa cam semua, saya ga. Belum ada sinar, masih gelap, saya sama tiga teman yang lain coba-coba srendel orang biar bisa ngliat sun rise di bagian paling depan, “ini pertama saya kesini, ga boleh mis ga boleh mis!!” semangat membakar dada. Horeee bisa di depan, tapi pose badanku? Hahahahha di depan saya ada cowo manjat pager sambil bawa cam, depan saya aga kanan dikit, ada pasutri yang kayanya nulis dan ngomong pake bin yin, sodaranya Jekicenkicen mungkin, dui bu qi..mei kuan si.. :D da bu shi wo de ai..ga ngerti. Si cowo Cina peluk leher istrinya, nah kesempatan, saya tunduk badan dan nyempillah kepala saya dibawah ketek si Cina, di samping kiri udah kesenggol senggol pantat mas-mas yang manjat pager tadi, ah tersiksa, mudah mudahan ga ada yang ngomongin pantat saya... teman saya yang tiga tadi? mungkin sedang ngetawain saya di belakang. Sun rise ga begitu sukses, awan hitam tebel banget, kronologis terangkatnya matahari ga begitu enak ketangkep mata, but well it’s still amazing, meskipun saya sudah khawatir mimisan –sumpah ini bukan drama- gara-gara hipoterm.

Puas foto-foto, lihat Bromo dan sekelilingnya, saya merasa ga nyesel pernah penasaran sama objek wisata ini. Subhanallah… Bromo emang bagus *kapan kesana lagi?auk ah!

makin dingin

Jalan lagi balik ke hardtop nopol N955N, ga tahan dinginnya mak… tujuan selanjutnya adalah kawah Bromo. Lagi-lagi jalan meliuk, tolong besok- besok kalo ajak saya ke Bromo, saya mau naik turuc macto dunk.
Oh meeeen, ini loh Bromo yang bikin aku penasaran, sekeliling gunung, tekstur gunungnya, ini baru nglihat bari deket! terinjak malah. Lihat Bromo lebih foku... Eh itu tangga yha? Hhh itu yang kecil-kecil orang? Berarti naiknya jauh yha? Hah..kalo naik kuda bayarnya 100ebu? Anak tangganya 250 beneran? Kata siapa? Ngarang. Hahahahah ini lah, ucapan orang sotoy. Sudahlah, ayo ayo, mumpung di sini. Saya jalan …

Ini adalah waktu dimana saya mengalami sesuatu yang mungkin bisa saya sebut ‘tragedi’. Ada yang mau ngetawain? Saya kan lagi ga nglucu, ada yang bilang jayus? saya emang lagi ga nglucu koq. Skip skip. Jadi gini, saya naik sama tiga teman seusia dan satu ibu paro baya, sebut aja dia Bu Ana. Kira-kira belum ada seratus meter jalan kita nglihat banyak gerombolan orang.
“rongatus telulas…rongatus patbelas..”
Oh ternyata itu nomor urut kuda yang udah disewa buat angkut pengunjung naik sampai kaki tangga. Saya putusin buat on foot aja lagi-lagi. Meskipun penasaran gimana rasanya naik kuda, tapi ga dhe, saya mau jalan pelan-pelan tengok kanan kiri belakang dan tentu saja lihat depan. Beneran indah, gunung Bromo ama Batok mirip macam yang di gambar kalender, lautan pasir yang katanya puluhan kilometer persegi, keren. Mataharinya terik, tapi ini ga panas, anginya kenceng, debu pasir bikin nambah beler kalo ga dipakein masker. Napas udah seperempat ilang, badan tetep belum keluar kringet. Bertiga seneng minta ampun, jalannya semangat, tapi pas kita noleh ke belakang, astaghfirullah, maaf Bu Ana kita sempet ninggal. Bu Ana udah kesengal-sengal jalannya, dia bilang udah ga kuat. Kasihan lihat Bu Ana, kita tawarin naik kuda beliau ga mau, beliaunya juga punya sesak napas katanya. Kita minta Bu Ana buat naik kuda, tapi beliaunya ga mau, ga tau dibilangin apa ama temen yang lain dan akhirnya Bu Ana mau. Kita teriakin mas-mas yang bawa kuda, tangan beliau dingin, napasnya udah ga karuan. Tapi bukan ini yang saya maksud tragis :l
Saya, dan dua teman bantuin Bu Ana naik kuda, kudanya warna coklat, gede, ada tapalnya –yhaiyalah- dan lengkap dengan sepatunya. Abis naikin Bua Ana ke kuda, bertiga bediri deket kuda, ngyakinin Bu Ana kalo better emang beliau naik kuda.
Jarang-jarang saya ketemu kuda, elus ekor ah… temen yang lain masih diem ga tau napa, kuda Bu Ana belum jalan karena Bu Ana masih belum pewe. Badan kuda keras benget yha? Kuat nie binatang yang biasa disuruh angkut dan lari sana sini, gagah. Masih di deket kuda. Hhiiieeek hiieeek…kaki belakang kuda tipa-tiba nyepak dan ahhh paha kanan saya jadi korban, langsung ngeh kalo ternyata saya ada di belakang kuda Bu Ana, langsung ngacir minggir, saya nyengir habis-habisan, ga peduli alam semesta waktu itu, saya pengen nyengir sambil ngulet pegangin paha pokonya. Amsyong, kq ga ada yang nolongin sie??! kuda Bu Ana mulae jalan.
“Udah Bu Ana, kita ikutin dari belakang” kata salah satu teman. Whod? Saya bilang ke mereka kalo paha saya abis kena kuda, dan ternyata ada teman satu lagi yang ketendang kuda juga, hahhahahah, ups! tapi mau gimana lagi. Dengan paha yang kayanya belur biru ungu ijo merah, saya ngikutin kuda yang jalannya cepet dengan medan Bromo yang kasar macam mukamu, ups(lagi)…. Meskipun gitu tapi saya tetep ada di barisan paling depan diantara bertiga –semangat emang ngalahin segalanya-.
“ehhh…ikutan naik kuda yuk! Hhh hhh” kata salah satu temen “udah maw nyampe tapi ga kuat” kata dia lagi.
“ayuk hh…hhh…” kata temen satu lagi, temen yang ini badannya emang gendut, lebih tepat, bertiga emang gendut.
“pak pak.. nyampe atas berapa? Kita butuh tiga.” Teriak saya tanpa cincong laen-laen.
“tiga puluh mba” jawab bapaknya.
Ga pake cing cong lagi saya langsung naik kuda pertama. Pengalaman baru naik kuda, miring-miring njomplang-njomplang, berasa mau jatoh oh oh.
Finally, sampai juga di kaki tangga. My God.. Bukan escalator yha? Pincang pincang pincang, kayanya kuda gagah tadi tendangnya mantep banget >__< sekali pun bukan tulang paha saya yang patah, tapi pembuluh-pembuluh darah bisa dfegtcbyu, apalah itu, mungkin artinya berantakan. Tangga demi tangga, kaki mulai gemetar karena memang sejak jam tiga pagi berangkat saya cuma makan satu pisang goreng. Perih banget... ga nyangka pengalaman pertama ke Bromo paha berhias sepatu kuda, mudah-mudahan ini bukan alasan saya jatuh cinta dengan kuda, ih.
Pesan moralnya buat teman-teman adalah, jangan sekali-sekali berdiri di belakang atau di depan binatang berdaun telinga yang bentuknya macam kuda. Entah itu sapi, kebo, kambing, kalo nendangnya kena dada atau bagian rawan yang lain nantinya bias fatal. Paha yang banyak daging dan lemak macam punya saya aja belur gini, apalagi kalo kena perut, dada. Lindungi tubuhmu sebaik mungkin, nak. Hehehehheeh
Sudah, sampai kawah… :D senengnya ga bias ditulis hahhahah
Bromo, yea…


Thursday, August 12, 2010

cek

chek..kalo ini brhasil ngepost,brarti si pc lg sentimen..mobile,bismilah
hmm apa yha...

rencana ini blog ga kbuat, udah hampir putus asa gara-gara bolak balik bikin blog dan ga keurus sampe akirnya bikin yang nie. Mudah-mudahan berkah barokah di bulan Ramadhan @.@

Yang mau ditulis kali ini adalah latar belakang kenapa saya milih ngeblog dan lagi-lagi bikin akun blog baru. Jadi gini, sebenarnya saya bukan orang yang jago nulis atau berkhayal, saya juga ga pernah menang lomba bikin cerpen, puisi atau novel, tapi saya pernah menang lomba nyanyi waktu TK dulu, hahahah *maaf. Lagi-lagi ga tau apa yang harus ditulis. Aduhhh emang tanpa niat bikin blog atu nie...>.<


Saya posting ulang ajah beberapa crita dari blog2 saya yang dulu

*pulang dengan gontai